Adventorial
Pemerintah
KEDIRI - ONAIRFM -Menyikapi kondisi penyebaran Virus Corona atau Covid-19 hari-hari ini, banyak daerah yang sudah menerapkan kebijakan Karantina Wilayah.Kebijakan tersebut mewajibkan semua warga harus tinggal di rumah (Stay at Home) dan melakukan pekerjaan dari rumah (Work from Home).Anak sekolahpun sudah diliburkan hampir dua minggu lebih berjalan,dan mewajibkan para siswa belajar dari rumah (Online Learning)
Bagi beberapa kelompok warga,kebijakan Lock Down ala Indonesia atau karantina biaya mandiri itu tidak begitu merepotkan, terutama bagi mereka yang berstatus sebagai pegawai pemerintah atau pengusaha. Kelompok warga ini, walau di level kepegawaian rendahan sekalipun, masih memiliki harapan untuk mendapatkan tunjangan pembiayaan hidup sehari-hari. Minimal dari gaji bulanan mereka.
Namun, bagi sebagian besar masyarakat lainnya, kebijakan stay at home merupakan sesuatu yang sangat merisaukan. Karyawan atau buruh pabrik, pedagang kaki lima, dan tukang ojek adalah beberapa kelompok masyarakat yang hidupnya hanya berharap dari kerja harian. Uang yang didapat hanya cukup untuk biaya hidup dari hari ke hari. Dapat uang hari ini, habis untuk biaya hari ini, kadang tidak cukup.
Tak Terkecuali kondisi profesi wartawan yang bertugas di garda terdepan di tengah situasi wilayah Kabupaten Kediri sangat memprihantinkan menghadapi pandemi Covid-19. Apalagi, warga yang terjangkit virus Corona dan jumlahnya terus bertambah.
“Kamis miris menyaksikan rekan-rekan wartawan bertugas di lapangan. Selain para tenaga medis, wartawan juga bertugas di garda,terdepan, dan sangat beresiko. Sayangnya, tidak ada satu pun instansi pemerintahan atau lembaga-lembaga resmi yang mau peduli terhadap nasib mereka,”tegas Iwan Sutrisno–akrab dipanggil Iwan–, prihatin.
Iwan mengungkapkan mobilitas jurnalis sangat tinggi bisa jadi rentan tidak hanya tertular virus Corona. Namun sekaligus, rentan menyebarkan virus pandemi global ini.
“Di tengah banyak pekerja di Kediri yang melaksanakan anjuran pemerintah agar bekerja di rumah,(Work from Home)
wartawan karena bertanggungjawab terhadap pekerjaannya masih berkeliaran ke sana-sini bertemu banyak orang mencermati kondisi yang sangat beresiko ini,” ujar Iwan .
Romien salah satu wartawan online menuturkan Walau begitu, pihaknya sangat bersyukur kepada Allah Ta’ala karena teman-teman wartawan di Kabupaten Kediri masih dilindungi dan dijauhkan dari virus berbahaya itu. Romien mengaku sangat prihatin jika membandingkan dengan tenaga medis di wilayah Kabupaten Kediri dari hari ke hari tidak bisa terhidar dari resiko terpapar wabah Covid-19 maupun resiko kematian.
“Semoga Tuhan tetap melindungi teman-teman wartawan yang selama bekerja di tengah wabah membahayakan ini tidak ada yang mau peduli nasibnya,”ungkap
Romien menyinggung tidak ada satu pun dari instansi pemerintah yang memberikan empati keprihatinan kepada para wartawan di tengah Kabupaten Kediri dilanda pandemi,"pungkasnya
Wartawan tetaplah manusia. Mereka butuh asupan makanan untuk tetap bisa hidup. Mereka juga butuh menghidupi anak-istrinya sebagai bagian dari tanggung jawab kemanusiaannya di keluarganya. Pemerintah semestinya tidak melupakan kalangan jurnalis sebagai bagian dari rakyat yang wajib diayomi dan dilindungi hidupnya. Berikan akses ke sumber-sumber ekonomi yang ada di lingkungan pemerintah, baik dari alokasi anggaran APBN/APBD maupun bentuk bantuan lainnya (kallo)
Jeritan Wartawan dan Virus Corona Paska (Stay at Home) (Work from Home)
KEDIRI - ONAIRFM -Menyikapi kondisi penyebaran Virus Corona atau Covid-19 hari-hari ini, banyak daerah yang sudah menerapkan kebijakan Karantina Wilayah.Kebijakan tersebut mewajibkan semua warga harus tinggal di rumah (Stay at Home) dan melakukan pekerjaan dari rumah (Work from Home).Anak sekolahpun sudah diliburkan hampir dua minggu lebih berjalan,dan mewajibkan para siswa belajar dari rumah (Online Learning)
Bagi beberapa kelompok warga,kebijakan Lock Down ala Indonesia atau karantina biaya mandiri itu tidak begitu merepotkan, terutama bagi mereka yang berstatus sebagai pegawai pemerintah atau pengusaha. Kelompok warga ini, walau di level kepegawaian rendahan sekalipun, masih memiliki harapan untuk mendapatkan tunjangan pembiayaan hidup sehari-hari. Minimal dari gaji bulanan mereka.
Namun, bagi sebagian besar masyarakat lainnya, kebijakan stay at home merupakan sesuatu yang sangat merisaukan. Karyawan atau buruh pabrik, pedagang kaki lima, dan tukang ojek adalah beberapa kelompok masyarakat yang hidupnya hanya berharap dari kerja harian. Uang yang didapat hanya cukup untuk biaya hidup dari hari ke hari. Dapat uang hari ini, habis untuk biaya hari ini, kadang tidak cukup.
Tak Terkecuali kondisi profesi wartawan yang bertugas di garda terdepan di tengah situasi wilayah Kabupaten Kediri sangat memprihantinkan menghadapi pandemi Covid-19. Apalagi, warga yang terjangkit virus Corona dan jumlahnya terus bertambah.
“Kamis miris menyaksikan rekan-rekan wartawan bertugas di lapangan. Selain para tenaga medis, wartawan juga bertugas di garda,terdepan, dan sangat beresiko. Sayangnya, tidak ada satu pun instansi pemerintahan atau lembaga-lembaga resmi yang mau peduli terhadap nasib mereka,”tegas Iwan Sutrisno–akrab dipanggil Iwan–, prihatin.
Iwan mengungkapkan mobilitas jurnalis sangat tinggi bisa jadi rentan tidak hanya tertular virus Corona. Namun sekaligus, rentan menyebarkan virus pandemi global ini.
“Di tengah banyak pekerja di Kediri yang melaksanakan anjuran pemerintah agar bekerja di rumah,(Work from Home)
wartawan karena bertanggungjawab terhadap pekerjaannya masih berkeliaran ke sana-sini bertemu banyak orang mencermati kondisi yang sangat beresiko ini,” ujar Iwan .
Romien salah satu wartawan online menuturkan Walau begitu, pihaknya sangat bersyukur kepada Allah Ta’ala karena teman-teman wartawan di Kabupaten Kediri masih dilindungi dan dijauhkan dari virus berbahaya itu. Romien mengaku sangat prihatin jika membandingkan dengan tenaga medis di wilayah Kabupaten Kediri dari hari ke hari tidak bisa terhidar dari resiko terpapar wabah Covid-19 maupun resiko kematian.
“Semoga Tuhan tetap melindungi teman-teman wartawan yang selama bekerja di tengah wabah membahayakan ini tidak ada yang mau peduli nasibnya,”ungkap
Romien menyinggung tidak ada satu pun dari instansi pemerintah yang memberikan empati keprihatinan kepada para wartawan di tengah Kabupaten Kediri dilanda pandemi,"pungkasnya
Wartawan tetaplah manusia. Mereka butuh asupan makanan untuk tetap bisa hidup. Mereka juga butuh menghidupi anak-istrinya sebagai bagian dari tanggung jawab kemanusiaannya di keluarganya. Pemerintah semestinya tidak melupakan kalangan jurnalis sebagai bagian dari rakyat yang wajib diayomi dan dilindungi hidupnya. Berikan akses ke sumber-sumber ekonomi yang ada di lingkungan pemerintah, baik dari alokasi anggaran APBN/APBD maupun bentuk bantuan lainnya (kallo)
Via
Adventorial
Post a Comment