𝐊𝐚𝐥𝐚 𝐌𝐚𝐬 𝐃𝐡𝐢𝐭𝐨 𝐌𝐞𝐧𝐣𝐚𝐠𝐚 𝐊𝐞𝐩𝐞𝐫𝐜𝐚𝐲𝐚𝐚𝐧 𝐖𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐊𝐞𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐔𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐌𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐒𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐏𝐞𝐦𝐢𝐦𝐩𝐢𝐧
RADIOONAIRFMPARE.COM||KEDIRI - Pada umumnya perasaan senang dan berat bercampur ketika seseorang diberi jabatan. Ambil saja contohnya di ruang lingkup sekolah, ketika jabatan ketua OSIS diduduki oleh seorang siswa. Perasaan senang itu tumbuh, karena dengan jabatan itu dia bisa memiliki pengalaman untuk menjadi seorang pemimpin.
Beratnya saat ingat ada amanah yang harus dipertanggungjawabkan secara penuh. Kepercayaan dari warga sekolah tentu harus dijaga, dengan melakukan hal-hal besar yang menjadi tugasnya sebaik mungkin. Karena selain membawa nama sekolah yang harus diberikan citra baik, ada anggota OSIS yakni para murid yang dikomandoi dalam berbagai kegiatan sekolah.
Perasaan itu pula yang juga melanda seorang Hanindhito Himawan Pramana. Mendapat mandat sebagai seorang bupati di Kabupaten Kediri, bupati yang akrab disapa Mas Dhito itu mencoba semaksimal mungkin untuk mengerjakan tugasnya.
Selama 3,5 menjadi driver dari Kabupaten Kediri, bupati muda satu itu telah melakukan transformasi signifikan menuju peradaban yang baru. Warga menjadi saksi dari perjalanannya membangun Kabupaten Kediri.
Mulai kepemimpinan dengan diiringi ujian merebaknya wabah COVID-19, membuatnya serba was-was untuk mengendalikan segala sektor agar stabil, khususnya kesehatan bagi warga. Upaya itu sampai pada pencapaian Universal Health Coverage (UHC) yang tinggi, dibarengi dengan konsistensi Mas Dhito tingkatkan pelayanan kesehatan untuk warga.
Untuk infrastruktur sendiri, dia cukup intens meratakan pembangunan secara fisik. Seperti revitalisasi pasar, menyatukan jembatan yang sudah lama terputus, pembangunan gedung-gedung untuk kepentingan urusan kesehatan dan pendidikan, venue olahraga seperti stadion dan bandara bertaraf internasional yang sudah beroperasional massif mengurai kepadatan penerbangan di Jatim.
Pembangunan selain fisik ada pelayanan birokrasi yang dibuat fleksible, dan seperti halnya kemerdekaan kita yang dipelopori golongan muda, dilakukan dengan waktu yang sesingkat-singkatnya. Hal tersebut dirasakan sendiri oleh warga, bahkan mereka tidak sungkan menyebutkan rasa nyaman dan happynya saat mengurus keperluannya dengan cepat.
Belum lagi soal pelayanan dan program di luar urusan pokok, seperti meratakan insentif untuk guru madin dan guru agama lainnya untuk menyejahterakan mereka dan membakar semangat para guru dalam mendidik moral anak-anak di Kabupaten Kediri.
Meski usianya masih muda, bukan berarti dia dekat dengan sikap bermewah-mewahan atas kekuasaan yang dia duduki, hingga enggan terjun di lingkungan warga. Justru sebaliknya, muda membuatnya lebih memahami setiap warga dengan berbagai golongan usianya.
Diskusi, sharing dan ngobrol santai kerap dia lakukan bersama warga dalam berbagai moment. Semuanya dilakukan dengan sepenuh hati, karena tidak ada kata setengah-setengah dalam mengemban amanah warga. Hal tersebut ditandai dengan menjauhnya dia dari yang namanya bisnis.
Bisnis itu pengganggu dalam sebuah kepemimpinan, karena disana ada magnet besar untuk mencampuradukkan urusan pribadi dengan kepentingan warga yang harusnya menjadi prioritas seorang pemimpin.
Di hadapan warganya, Mas Dhito secara lantang mengutarakan ketidakterlibatannya dengan bisnis manapun dan dalam bentuk apapun. Ya, itu menjadi gambaran pertanggungjawabannya terhadap amanah yang diberikan warga.
Dia menjaga nama baik wilayah komandonya dengan bekerja semaksimal mungkin. Segala misinya sendiri bisa dilihat siapapun, karena wujud transformasi menuju peradaban maju lewat berbagai lini itu juga dirasakan warag Kabupaten Kediri.
Warga menjadi komponen utama yang dia beri perlakuan istimewa, karena dia berproses hingga memiliki pengalaman banyak berkat amanah dari mereka. Itu yang membuat warga mantab kembali memilihnya untuk menjadi pemimpin lagi. Karena Mas Dhito sudah terbukti dan teruji klinis, tidak mengingkari kepercayaan warga dan bekerja semaksimal mungkin serta sepenuh hati untuk menyejahterakan hidup mereka.(AG892/Aline)
Sumber : Melihat Indonesia
Post a Comment