Tahun ini Bupati Kediri Berbeda Dengan Tahun Sebelumnya Tidak Bermalam di Siman Jelang Hari Jadi Kediri
RADIOONAIRFMPARE.COM ||KEDIRI - Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana atau yang akrab disapa Mas Dhito tahun ini dipastikan tidak mengikuti tradisi bermalam bersama warga di Desa Siman, Kecamatan Kepung, dalam rangka peringatan Hari Jadi Kabupaten Kediri.
Keputusan ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, di mana Mas Dhito selalu ikut bermalam serta menghadiri acara kenduri bersama warga setempat.
Pada peringatan tahun sebelumnya, Mas Dhito tidak hanya menginap, tetapi juga ikut dalam prosesi kenduri bersama warga Dusun Sukabumi, Desa Siman
Tradisi kenduri ini biasanya dilakukan usai salat Magrib di musala setempat, di mana masyarakat berdoa bersama sebelum menikmati hidangan nasi tumpeng yang disajikan di atas daun pisang.
Momen ini menjadi bentuk kebersamaan antara pemimpin daerah dengan masyarakatnya.
Namun, untuk tahun ini, perayaan Hari Jadi Kabupaten Kediri mengalami beberapa penyesuaian.
Kabid Kesenian Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Kediri, Nurvika Maharani menjelaskan, puncak perayaan akan digelar pada 25 Maret 2025 di Pendopo Panjalu Djayati Kediri.
Keputusan untuk tidak mengadakan agenda menginap di Siman berkaitan dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1/2025 yang menekankan efisiensi anggaran dalam kegiatan pemerintahan.
"Untuk rangkaian acara lainnya akan menyesuaikan Inpres. Sementara (Bupati Dhito, red) tidak menginap di Siman," jelas Nurvika saat dikonfirmasi Minggu (23/3/2025).
Meski demikian, ritual sakral dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Kediri tetap berlangsung.
Satu di antaranya pengambilan air suci dari tujuh sumber mata air di Kabupaten Kediri.
Air tersebut diambil dari Situs Adipati Panjer, Sendang Kamulyan di Desa Krecek, Badas, Sumber Kembangan di Desa Paron, Ngasem, Sumur Makam Gus Miek di Mojo, Sumber Sugihwaras di Desa Dukuh, Ngadiluwih, dan Sendang Tirta Kamandanu di Menang, Pagu.
Sungai Harinjing di Desa Siman, Kecamatan Kepung, akan menjadi lokasi terakhir pengambilan air suci pada Senin (24/3/2025).
Menurut Nurvika, dari tujuh sumber yang dipilih, dua di antaranya Sendang Tirta Kamandanu dan Sungai Harinjing selalu menjadi bagian dari ritual setiap tahunnya, sedangkan lima lainnya bergilir dari berbagai titik sumber air yang tersebar di Kabupaten Kediri.
Setelah pengambilan selesai, air suci akan disimpan di kantor Disparbud sebelum digunakan dalam prosesi pembasuhan pimpinan daerah pada puncak perayaan di Pendopo Panjalu Djayati.
Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Kediri (DK4), Imam Mubarok mengatakan, prosesi ini tak hanya sebagai wujud penyatuan elemen, namun juga sebagai wasilah untuk seluruh masyarakat Kabupaten Kediri.
Pasalnya, dari setiap sumber yang diambil dipercaya memiliki sejarah hingga kearifan lokal yang dapat membawa keberkahan.
Salah satunya Sendang Tirto Kamandanu yang sudah banyak dikenal oleh berbagai kalangan sebagai peninggalan Prabu Jayabaya.
Pihaknya berharap tradisi pengambilan air dari 7 sumber ini bisa terus dilakukan mengingat hal ini merupakan akar budaya Kabupaten Kediri yang harus dijaga kelestariannya.
"Semoga di hari jadi ke-1221 menjadikan Kabupaten Kediri gemah ripah loh jinawi (kekayaan alam yang berlimpah), ayem tentrem (tenteram damai), bahagia semuanya, dan semakin maju dengan Kediri Berbudaya," katanya. ( ADV)
Post a Comment